Aku
berkaca pada kepingan-kepingan asa yang berserakan di dasar hatiku
Dan
aku memberanikan diriku untuk bertanya, siapakah dia hingga pantas menyakitiku
sekejam ini?
Aku
menari di atas kubangan lumpur yang dahulu bak telaga mata air
Aku
mendendangkan syair pilu yang dahulu pernah terdengar merdu
Siapakah
dia yang berani meremukkan hati dan hidupku seperti ini?
Diakah
yang dahulu pernah menggenggam utuh seluruh jiwaku?
Diakah
yang dahulu bagai perisai tangguh di hidupku?
Aku
tak lagi mengenalnya,,,
Aku
tak lagi memahami lapisan wajah mana yang dulu pernah tulus menyayangi...
Siapakah
dia? Iblis manakah yang telah menggerogoti hatinya?
Aku
menangis mendengar rintihan hatiku sendiri,
Diakah
yang telah membuatku selemah ini?
Diakah
yang membuatku tak mampu lagi percaya terhadap apapun?
Aku
tak lagi mengenalnya...
Aku
tak lagi sudi melihatnya...
Kadang
aku tertawa menghadapi hati yang dianugrahkan padaku...
Tidakkah
aku terlampau lemah di hadapan mereka yang telah berkali-kali menyakitiku?
Tidakkah
t'lah kusuguhkan kenikmatan yang teramat sangat bagi mereka yang telah tega
mengenalkan aku pada sisi lain dari wajah kehancuran?
Tidakkah
kuberikan kepuasan yang melebihi sgalanya pada mereka yang kini tengah
menertawakanku?
Namun
di sinilah aku, kembali terdiam... tidakkah aku berhak untuk mendendam?
Aku
pantas mendendam,...
Tapi
semakin sakit ini menawarkan aku untuk mendendam...
semakin
aku larut dalam tawaku yang tak kunjung reda...
menyaksikan
ketololanku yang bahkan untuk membenci pun aku tidak sanggup...!!!